Proyek Rehab Jalan Rp.12 Milliar Baru Dibangun Sudah Retak,Pj.Bupati Tuding Rekanan Lalai
Tempobersatu.com,Muaro Jambi-Proyek rehabilitasi jalan senilai Rp12 miliar di Desa Berembang, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, kembali menuai sorotan tajam.
Jalan yang baru saja selesai dibangun dengan anggaran fantastis tersebut kini menunjukkan kerusakan serius.
Retakan di sejumlah bagian jalan menjadi bukti nyata rendahnya kualitas pengerjaan proyek, yang semakin memicu kemarahan publik.
Penjabat Bupati Muaro Jambi, Raden Najmi, mengakui adanya kekurangan dalam pelaksanaan proyek tersebut. Ia menegaskan akan memanggil pihak kontraktor dan meminta pertanggungjawaban atas kerusakan yang muncul.
“Saya sudah tinjau langsung, memang ada pengerjaan yang kurang baik. Namun, saya pastikan sudah ada perbaikan. Meski begitu, saya minta Dinas PUPR memanggil kontraktor untuk bertanggung jawab sepenuhnya. Perawatan masih menjadi tanggung jawab mereka hingga Juni 2025,” ujar Najmi, Rabu,22 Januari 2025.
Raden Najmi tak menutup kemungkinan bahwa proyek ini bisa berujung pada masalah hukum jika rekanan tidak memenuhi kewajibannya.
“Jangan sampai proyek ini menjadi masalah hukum ke depan. Dinas PUPR harus memastikan semuanya sesuai prosedur. Jika tidak, saya akan ambil langkah tegas,” ujarnya.
Raden Najmi juga mengingatkan pentingnya pengawasan yang ketat dari pihak pengawas proyek, dalam hal ini CV. Bosco Consultant, untuk memastikan hasil pengerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati.
Proyek ini digarap oleh CV. Yudha Karya dengan nomor kontrak 620/33/SP-APBDP/DPUPR-BM/2024 dan diawasi oleh CV. Bosco Consultant. Namun, sejak awal, pelaksanaan proyek sudah menuai kritik.
Tidak adanya informasi volume pekerjaan pada papan proyek memunculkan kecurigaan adanya ketidaktransparanan. Dengan durasi pengerjaan hanya 75 hari, proyek ini dinilai mustahil menghasilkan kualitas yang baik.
Di sisi lain, warga sekitar juga tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Amir, seorang pengemudi yang kerap melintas di jalan tersebut, mengaku kesal karena jalan yang baru selesai diperbaiki sudah retak dan bergelombang.
“Kami sudah lama menunggu jalan ini diperbaiki. Tapi sekarang malah begini hasilnya. Kalau hanya bertahan beberapa bulan, buat apa dikerjakan?” keluh Amir.
Siti, seorang pedagang di sekitar lokasi proyek, mempertanyakan pengawasan pemerintah daerah. “Bagaimana mungkin proyek semahal ini dibiarkan seperti ini? Kalau jalan ini rusak lagi, siapa yang bertanggung jawab?” ujarnya geram.
Di tengah polemik ini, pihak kontraktor, CV. Yudha Karya, belum memberikan tanggapan jelas terkait keluhan masyarakat dan temuan Pj Bupati. Sikap kontraktor yang dianggap kurang kooperatif semakin memicu kecurigaan. Apalagi, ini bukan kali pertama proyek di Muaro Jambi bermasalah akibat rendahnya pengawasan.
Ini adalah ujian bagi pemerintah untuk membuktikan bahwa uang rakyat tidak terbuang percuma.(**)